Portalbuana.com - Surabaya, Sebagai perwira militer Marinir aktif, Mayor Agus Suprapto (48 tahun) tidak merasa canggung bergabung menuntut ilmu bersama mahasiswa Program Pascasarjana (PPs) Unesa Ketintang. Pemandangan tersebut bukan yang asing lagi disaksikan di prodi S2 Teknologi Pendidikan (TP). Ternyata prajurit TNI aktif itu sedang melanjutkan pendidikan Masternya dikampus yang sudah banyak melahirkan tenaga pendidik profesional di Jawa Timur tersebut.
Ketika ditemui awak portal buana disaat istirahat kuliahnya di gedung K3 lantai 2, Perwira yang menggunakan seragam militer lengkap tersebut menjelaskan bahwa kedatangan kekampus tersebut dalam rangka menambah keilmuan di bidang teknologi pendidikan melalui program beasiswa S2 dari instansi militernya itu. Harapannya semoga ilmu yang diperolehnya di PPs prodi TP Unesa tersebut dapat ia aplikasikan ketika kembali menjadi dosen/pendidik di komando pembinaan Doktrin Pendidikan dan latihan (Kordiklatal) TNI Angkatan Laut (AL) Surabaya. Meski tidak terbilang tidak muda lagi dalam mengikuti perkuliahan, Mayor Agus tidak mau menyerah dengan mahasiswa muda lainnya. Baginya menuntut ilmu tidak ada kata terlambat dan tidak bisa, âorang lain mampu kenapa saya mau menggapainya, âtegas pria yang menggunakan PDH biru laut dengan penuh semangat.
Disamping itu, kuliah S2 di Unesa menjadi kebanggan tersendiri baginya, yakni kampus sudah diakui berkualitas oleh masyarakat khususnya Jawa Timur sekitarnya dalam mencetak tenaga pendidik profesional sesuai jurusan masing-masing. Kemudian, âkami dapat pula bersosialisasi dengan masyarakat luas dari kalangan sipil terutama mahasiswa dan dosen yang ada dikampus ini, â sesuai dengan slogan bahwa âTNI itu manunggal bersama rakyat,âungkapnya dengan tersenyum.
Personil marinir AL yang tergabung dalam pasukan aktif semenjak 18 tahun silam itu mengaku sudah 5 tahun mengabdi dibagian Kordiklatal mengajar personil baik tingkat tantama, bintara maupun perwira pertama, âAlhamdulillah dijalani dengan ihklas dan penuh semangat saja, terang prajurit satu melati dipundaknya itu. (Zulkifli)
|